Jodoh oh jodoooh :)

Tadi pagi, saya membaca satu tulisan di sebuah milis yang membahas tentang pernikahan. Penulis ini adalah perempuan anggota milis dan belum menikah. Di tulisannya, mbak ini mengulas tentang jodoh yang tak jua datang di usianya yang siap –atau bahkan sudah terbilang matang– untuk menikah. Saya sedikit enggan untuk menanggapi dengan sebuah komentar. Tapi setidaknya tulisan atau curhatan Mbak ini mengingatkan akan diri saya sendiri. Coz i’ve been there 🙂

Alhamdulillah saya sudah menikah Maret 2013 lalu dan sedang antusias ‘membaca’ suami.  Terkadang proses ‘membaca’ ini seolah cermin yang menampakkan secara langsung apa yang buruk dan cenderung tidak disukai dari pasangan atau sebaliknya. Jadi ‘membaca’ suami secara tidak langsung berarti ‘membaca’ diri kita sendiri.

Saya dan suami ternyata sudah diaturNya untuk bertemu di saat ini. Padahal hampir seperempat abad yang lalu kami begitu dekat. Tapi kami berdua tak menyadari sama sekali. Kami harus melewati fase hidup dengan jalan berbeda yang secara kasat mata tak akan menuju ke satu titik temu untuk kemudian menikah.

Kami menikah di usia yang tak lagi muda. Kebanyakan orang memasukkan kami ke dalam kategori Lajang Tua :D. Siapa sih yang mau dimasukkan ke kategori itu? saya yakin, tak ada yang mau satupun. Begitu juga saya dan suami.  Jika saja semua orang menyadari bahwa Jodoh itu rezeki –seperti yang kami yakini berdua–  maka saya yakin kategori itu tak pernah ada.

Keinginan untuk menikah –yang saya rasakan– muncul begitu kuat saat usia menginjak 27-29 tahun. Kenapa diusia itu? saya juga ga tahu persis kenapa, hanya saat itu saya sudah mempunyai penghasilan, teman/sahabat sudah banyak yang menikah, dan merasa sudah  ‘cukup umur’ untuk berkeluarga. Saya amati di kalangan mahasiswa, yang mulai kasak kusuk bikin CV buat diserahkan ke murrabbinya pun kebanyakan diusia segini 😀

Tapi balik lagi, jodoh itu  rezeki,  hingga usia menginjak 30 tahun, saya masih belum menikah. Saya menyikapi dengan santay termasuk obrolan dan omongan di kalangan keluarga terdekat dan tetangga. Sebaliknya saya menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas yang tak memberi kesempatan untuk saya mikir jodoh tapi tetap kencengin doa 😀

Selama rentang waktu 3 tahun sebelum menikah, tak sedikit keluarga yang menyodorkan calon dengan berbagai kriteria. Mulai yang usianya dibawah, seumur hingga jauuuh di atas saya. Mulai dari PNS, Dosen hingga wirausaha. Tapi semuanya ga berhasil. Entahlah kenapa, mungkin karena bukan jodoh saya kan? hehe.

Ketika saya tak pernah mempermasalahkan dan berfikir tentang jodoh, justru Allah yang menyelesaikan semuaNya. Banyak orang tua bilang bahwa jodoh itu jorok. Jorok dalam artian tak jarang jodoh kita adalah orang yang selama ini dikenal tapi tak terlihat, atau jodoh kita itu justru orang yang jadi musuh sejak kecil. Ya..intinya gitu deh, jodoh itu adalah orang yang tak terduga sama sekali 😀 *nyengir gede banget*

Dan saya –terpaksa– harus membenarkan ‘kata orang tua’  bahwa jodoh memang jorok karena saya mengalaminya. Hingga menjelang usia pernikahan 6 bulan –duuh,masih amatir banget yaa?- saya dan suami masih suka senyum senyum sendiri. Kok bisa ya, saya nikah ama temen jaman SMP dulu? Ya, saya dan suami teman semasa SMP tapi percaya atau nggak, saya ga pernah liat dan kenal dia begitu juga suami saya yang ga tahu dan ga kenal saya sebagai temen SMP nya -kebangetan kan??– . Kami baru tahu kalo satu SMP dan satu angkatan saat bertemu kembali di satu pekerjaan yang melibatkan dia sebagai salah satu anggota tim. Dan untuk cross chek, kami sama sama buka buku kenangan SMP. Lalu kami  tertawa ngakak begitu tahu kami teman semasa SMP tapi tak pernah saling mengenal dan tahu?

Ketika kemudian kami memutuskan untuk menikah setelah pertemuan kesekian kalinya, saya tak pernah sedikitpun berfikir bahwa kami terlambat menikah. Terlambat dari sisi usia yang menginjak 35 tahun,atau terlambat bertemu setelah 23 tahun yang lalu pernah begitu dekat. Tidak pernah. Karena tak pernah ada kata terlambat disisiNya. Semuanya terjadi karena satu maksud.

Jadi, untuk perempuan yang masih single di usia yang  memasuki kategori orang sebagai Lajang Tua –seperti yg pernah saya alami:D– ga usah khawatir sama sekali. Semua ada waktunya. Nikmati hidup dengan berteman sebanyak banyaknya, jalani hobby, pergi ke tempat yang baru, ga usah mikirin jodoh atau usia. Afgan juga bilang kalo Jodoh Pasti Bertemu 😀

Ya, Jodoh pasti bertemu. Trust Allah Swt.

2 pemikiran pada “Jodoh oh jodoooh :)

Tinggalkan komentar